poto | dailymail.co.uk |
Bosan
ngerjain kerjaan, saya refresh browsing asal. Ndilalah ketemu bahan
berita bisnis radikal. Boleh membeli apa saja, dan boleh juga membayar
dengan sesukanya saja. Ajaibnya, nyatanya usaha ini sukses. Seperti apa
sebenarnya?
Dilansir dari food.detik.com, strategi meraih untung dari restoran yang menjadi berita besar ini termasuk
lumayan nyelekit. Jika umumnya pengusaha lain misalnya menaikkan harga
jual, restoran satu ini malah membebaskan para pembelinya untuk membayar
harga berapapun. Konsep bisnis ala restoran yang bernama restoranJust Cookin yang berlokasi di Dallas, North California tersebut, sungguh terbilangbenar-benar radikal.
Bayangkan saja. Apa yang bakal terjadi jika suatu usaha bisnis, para pembeli atau pelanggannya disuruh bayar sesuka-sukanya? Barangkali,
pembelinya bukan hanya sontak membludak, tetapi pastinya juga banyak
yang justru memilih tidak memberikan pembayaran atas apa yang mereka
beli. Lebih-lebih, sekiranya tak ada pihak yang mengawasi setiap
kehadiran para pengunjung (pembeli).
Meskipun demikian, nyatanya keberuntungan besar malah berpihak pada restoran milik Dana Pariss ini. Bisnis
yang dibangun oleh Dana Pariss tersebut ketika memasuki minggu ketiga
ternyata bisa menghasilkan keuntungan tiga kali lipat dari hari-hari
biasanya. Padahal sudah jelas ia menerapkan sistem bisnis yang mustahil
jika dilihat secara akal sehat model berbisnis, silakan beli dan
bayarlah sesuka-sukanya!
Meskipun
demikian, bagi Pariss sendiri, ia meyakini bahwa rezeki sudah diatur
oleh yang diatas. Selama seseorang melakukan usaha dan kerja keras,
Tuhan pasti memberikan rezeki yang terbaik bagi hamba-hamba-Nya.
Berdasar keyakinan itulah, maka ia mengukuhkan tekadnya untuk membuka sebuah usaha yang berbeda dengan para pebisnis lainnya. Namun demikian, ia tak hanya melakukan eksperimen asal beda.
Akan tetapi, ia pun menerapkan sistem pelayanan pelanggan yang tak hanya profesional, tetapi juga memberikan kenyamanan dan keramahan terbaik pelayanan yang sungguh-sungguh melibatkan keikhlasan.
Banyak yang Mencibir
Berdasar keyakinan itulah, maka ia mengukuhkan tekadnya untuk membuka sebuah usaha yang berbeda dengan para pebisnis lainnya. Namun demikian, ia tak hanya melakukan eksperimen asal beda.
Akan tetapi, ia pun menerapkan sistem pelayanan pelanggan yang tak hanya profesional, tetapi juga memberikan kenyamanan dan keramahan terbaik pelayanan yang sungguh-sungguh melibatkan keikhlasan.
Banyak yang Mencibir
Konsep
bisnis yang dibangun oleh Pariss bukan tanpa cibiran, dan sinisme pihak
lain. Bahkan, ia dianggap sebagai pebisnis yang tinggal menunggu datangnya kebangkrutan.
Namun nyatanya, sistem bisnis yang digelorakan Paris mengalami titik
puncak keberhasilan di luar dugaan banya orang.
Dalam menerapkan model bisnis yang cukup nyeleneh plus nyentrik itu, Paris mengaku sama sekali tak khawatir bahwa model bisnis yang ia terapkan bakal dimanfaatkan pelanggan. Misalnya, bakal muncul banyak pelanggan yang hanya makan, tetapi ternyata ia tidak membayar apa yang sudah dibeli.
“Saya sama sekali tidak khawatir soal bakal dimanfaatkan oleh para pembeli saya. Bagi saya, rezeki itu sudah ada yang mengatur. Lagipula, tujuan saya membangun bisnis kan tak sekedar mendapat keuntungan sebesar-besarnya, tetapi juga menjadi bagian cara saya melayani orang lain sebaik mungkin. Karenanya, saya ikhlas meski pelanggan saya membayar seadanya,” tukas Paris.
Dalam menerapkan model bisnis yang cukup nyeleneh plus nyentrik itu, Paris mengaku sama sekali tak khawatir bahwa model bisnis yang ia terapkan bakal dimanfaatkan pelanggan. Misalnya, bakal muncul banyak pelanggan yang hanya makan, tetapi ternyata ia tidak membayar apa yang sudah dibeli.
“Saya sama sekali tidak khawatir soal bakal dimanfaatkan oleh para pembeli saya. Bagi saya, rezeki itu sudah ada yang mengatur. Lagipula, tujuan saya membangun bisnis kan tak sekedar mendapat keuntungan sebesar-besarnya, tetapi juga menjadi bagian cara saya melayani orang lain sebaik mungkin. Karenanya, saya ikhlas meski pelanggan saya membayar seadanya,” tukas Paris.
Selalu Gagal
Menariknya,
pilihan Paris memantapkan pilihan model berbisnis membayar sesukanya
bukan tanpa alasan yang kosong. Sebelum memulai bisnis tersebut, ia
sedang mengalami proses berbisnis yang stagnan. Restoran yang ia bangun
gagal berkembang. Padahal, ia sudah mengeluarkan modal. Hampir selama
dua tahun sama sekali tak mengalami perkembangan berarti.
Selama
dua tahun berjuang mempertahankan dan mengembangkan bisnis, namun
nyatanya gagal, menjadikan Paris sadar bahwa ia harus melibatkan Tuhan
dalam setiap perkembangan dan strategi bisnisnya. “Saya tersadar, selama menjalankan bisnis, saya memang kurang sepenuhnya berpasrah pada Tuhan,” tuturnya.
Maka, ia
pun tak pernah berhenti berdoa agar usahanya bisa segera berkembang
dengan pesat. Nyatanya harapan tinggal harapan. Bertahun bersikeras
membangun dengan segala macam strategi bisnis, hasilnya tetap tak
memberikan hasil signifikan. Hanya saja, suatu ketika, ia seperti
mengalami pencerahan khusus. Ia seperti diberikan petunjuk bagaimana
harus membangun strategi bisnis yang berhasil.
Maka, kemudian lahirkan konsep bisnis yang amat nyeleneh tersebut; silakan beli dan bayarlah sesuka-sukanya. “Saat
saya mendapat pencerahan, Tuhan seperti mengatakan bahwa saya tak perlu
melakukan strategi ini-itu, tetapi membiarkan saja Dia yang
melakukannya,” ujarnya berkisah.
Nilai Plus
Berbeda dari prinsip sebelum-sebelumnya yang bertujuan mencari untung sebesar-besarnya, kini Paris memantapkan bisnisnya tak sekedar mengail untung banyak. Akan tetapi, sekaligus keinginan untuk memberikan pelayanan terbaik dan berbagi dengan sesama dalam aspek makanan. Apalagi, dalam pengalamannya berbisnis, telah menyadarkannya bahwa tanpa Tuhan ia bukanlah apa-apa.
Seberapa
bagus pun strategi bisnis, jika Tuhan tak menghendaki maka kegagalan
akan senantiasa rutin menerpa. Pengalaman tersebut sudah ia buktikan
sendiri. Hingga kemudian Tuhan memberinya kemantapan membangun bisnis
dengan mengutamakan orang lain sebagai bagian dari pelayanan dan
keinginan berbagi rezeki dengan sesama.
“Ada
kejadian yang sangat unik bagi saya. Ada seorang suster datang membeli
ke sini. Membeli hot dog dan segelas minuman, tetapi ternyata uangnya
tak cukup membayar sesuai harga yang ia pesan. Ya saya biarkan saja dia
bayar semampunya. Tetapi ternyata 2 hari kemudian dia balik lagi
kesini. Dia pesan lagi dan membayar USD 20 (Rp 240 ribu),” kisah Pariss.
Salah seorang pelanggan Pariss, Jerry Scruggs, menyatakan takjub dengan keberanian dan kepasrahan diri Pariss dalam menerapkan model bisnis yang terbilang nekat tersebut. Ia sendiri sangat khawatir, dengan model tersebut bakal dimanfaatkan orang lain untuk mengeruk keuntungan di restoran miliki pengusaha berusia 52 tahun itu. Meski begitu, melihat keteguhan Pariss yang luar biasa, lama-lama ia malah terkesan.
Salah seorang pelanggan Pariss, Jerry Scruggs, menyatakan takjub dengan keberanian dan kepasrahan diri Pariss dalam menerapkan model bisnis yang terbilang nekat tersebut. Ia sendiri sangat khawatir, dengan model tersebut bakal dimanfaatkan orang lain untuk mengeruk keuntungan di restoran miliki pengusaha berusia 52 tahun itu. Meski begitu, melihat keteguhan Pariss yang luar biasa, lama-lama ia malah terkesan.
“Ya,
setidak-tidaknya melalui langkah tak biasa tersebut, bisa menjadi
sebuah langkah yang sangat baik untuk menguji keimanan seseorang.
Menguji seseorang bagaimana ia meletakkan semuanya pada satu garis, dan
memperlihatkan sedikit keyakinan bagi yang lain,” papar Jerry kagum.
Kira-kira, bagaimana ya jika restoran macam ini ada di sini?
Tulis Komentar:
0 komentar: