SURABAYA (Mnews.web.id)-Jalan hidup manusia hanya Allah yang tahu. Bahkan meskipun ia seorang yang kebejatannya sempurna sekalipun, kalau Allah masih berkehendak memberinya keselamatan, maka akan ada saja jalan baginya menuju pertaubatan.
Karena itu, sebagai hamba-Nya, kita
diajarkan agar senantiasa berprasangka positif pada segala peristiwa kehidupan.
Hal ini disampaikan oleh KH. Marzuqi Mustamar, dalam pengajian rutin membedah Kitab Makhtarul Ahadist setiap Sabtu di akhir bulan, di Masjid Cheng Hoo Surabaya.
Menurut ulama yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa timur itu, kalau Allah masih berkehendak untuk menyelamatkan seorang hambanya dari jalan hitam. Maka sewaktu-waktu Allah bisa memberinya teguran yang bisa mengantarkannya kepada jalan pertaubatan.
Teguran tersebut bisa berupa peristiwa yang dapat membawanya kepada Allah. Yang membuatnya tidak bisa lagi mengeluh kepada siapapun, hingga akhirnya jalan satu-satunya ia kembali hanyalah kepada Allah.
“Teguran tersebut bisa bermacam-macam, entah harta bendanya disita oleh bank. Ditinggal Istri. Lalu diusir mertua. Akhirnya terpaksa harus tinggal bawah jembatan. Pokoknya kejadian-kejadian yang akhirnya tinggal Allahlah tempat ia memohon pertolongan. Dan kita tahu, banyak orang terjerembab di dunia hitam malah bertaubat setelah ia terkena musibah. Musibah malah jadi jalan baginya untuk bertaubat” katanya.
Untuk itu, lanjut Kiai Marzuqi, disinilah pentingnya untuk terus berprasangka positif dan senantiasa mensyukuri hidup kepada Allah. Seandainya kita dihadapkan pada musibah, mungkin menjadi jalan Allah untuk menyelamatkan kita dan memberikan kesempatan untuk bertaubat.
“Jangan berprasangka negatif, seandainya kita mendapatkan musibah. Tetapi perlu disyukuri. Jangan-jangan adalah peringatan dari Allah. Biar tidak melakukan dosa terus-menerus. Jika saja malah diterus-teruskan dosa tersebut, bisa membawa pada kematian suul khotimah,” katanya.
Hal ini disampaikan oleh KH. Marzuqi Mustamar, dalam pengajian rutin membedah Kitab Makhtarul Ahadist setiap Sabtu di akhir bulan, di Masjid Cheng Hoo Surabaya.
Menurut ulama yang juga Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa timur itu, kalau Allah masih berkehendak untuk menyelamatkan seorang hambanya dari jalan hitam. Maka sewaktu-waktu Allah bisa memberinya teguran yang bisa mengantarkannya kepada jalan pertaubatan.
Teguran tersebut bisa berupa peristiwa yang dapat membawanya kepada Allah. Yang membuatnya tidak bisa lagi mengeluh kepada siapapun, hingga akhirnya jalan satu-satunya ia kembali hanyalah kepada Allah.
“Teguran tersebut bisa bermacam-macam, entah harta bendanya disita oleh bank. Ditinggal Istri. Lalu diusir mertua. Akhirnya terpaksa harus tinggal bawah jembatan. Pokoknya kejadian-kejadian yang akhirnya tinggal Allahlah tempat ia memohon pertolongan. Dan kita tahu, banyak orang terjerembab di dunia hitam malah bertaubat setelah ia terkena musibah. Musibah malah jadi jalan baginya untuk bertaubat” katanya.
Untuk itu, lanjut Kiai Marzuqi, disinilah pentingnya untuk terus berprasangka positif dan senantiasa mensyukuri hidup kepada Allah. Seandainya kita dihadapkan pada musibah, mungkin menjadi jalan Allah untuk menyelamatkan kita dan memberikan kesempatan untuk bertaubat.
“Jangan berprasangka negatif, seandainya kita mendapatkan musibah. Tetapi perlu disyukuri. Jangan-jangan adalah peringatan dari Allah. Biar tidak melakukan dosa terus-menerus. Jika saja malah diterus-teruskan dosa tersebut, bisa membawa pada kematian suul khotimah,” katanya.
Tulis Komentar:
0 komentar: