Sejak jembatan
Suramadu selesai dibangun, potensi Madura sebenarnya tidak kalah sebagai jujugan
wisata sebagaimana Jogja, atau bali. Madura juga memiliki sensasi-sensasi wisata
yang setara dengan keduanya.
Bali terkenal dengan kota budaya dan ritual keagamaan
hindu atau budha, begitu pun dengan Jogja. Terkenal dengan budaya dan keberagamaan ritual
keagamaanya. Sedang di pulau Madura, sensasi kebudayaan maupun ritual keagamannya juga sama memukaunya
dengan Jogja atau Bali.
Tentu saja, daya tarik yang disuguhkan tidak sama dengan keduanya. Karenanya, bertamasya ke pulau Madura akan menambahkan kaya pengalaman, dan petualangan. Sebut saja kebudayaan batik yang telah mengakar berabad-abad dalam kebudayaan masyarakat di Madura. Batik bukan hanya melekat sebagai aset budaya, tetapi juga menjadi spirit orang-orang Madura.
Tentu saja, daya tarik yang disuguhkan tidak sama dengan keduanya. Karenanya, bertamasya ke pulau Madura akan menambahkan kaya pengalaman, dan petualangan. Sebut saja kebudayaan batik yang telah mengakar berabad-abad dalam kebudayaan masyarakat di Madura. Batik bukan hanya melekat sebagai aset budaya, tetapi juga menjadi spirit orang-orang Madura.
Batik menjadi khazanah sehari-hari bagi orang-orang Madura. Bahkan menjadi penanda ketika mereka di perantauan. Hampir dipastikan kaum perempuan yang memakai kain bawahan
batik, hampir rata-rata berasal dari Madura.
Bagi kaum laki-lakinya, sarung dan kopiah menjadi penanda identitas. Meski dua produk
budaya tersebut juga lekat dengan dunia pesantren, tetapi bicara soal mode
pakaian, kopiah dan sarung tak bisa lepas dari busana sehari-hari lelaki
Madura.
Soal ritual keagamaan, orang Madura memang 99% beragama Islam. Ribuan pesantren berdiri di pulau Madura. Sebagian besar
orang Madura hidup dalam lingkaran pesantren. Pesantren menciptakan kebudayaan
tersendiri di pulau Madura, yaitu etos kerja, kemandirian, dan kemanusiaan. Tiga
prinsip kebudayaan tersebut memiliki akar dalam denyut kehidupan pesantren.
Perwujudannya, bila sudah berniat mencari rezeki,
orang Madura pantang menyerah. Apapun akan akan dikerjakan asalkan halal. Prinsipnya,
Tuhan akan membuka rezeki asalkan ada semangat, ikhtiar dan kerja keras. Dalam aspek kemanusiaan, orang Madura sangat
menghargai dan menghormati siapapun. Meskipun bertemu dengan berbeda agama,
bagi orang Madura ia tetaplah hamba Tuhan yang harus dihargai. Inilah keindahan kebudayaan orang-orang Madura.
Bagaimana dengan keindahan alamnya? Tentu sama mantabnya. Keindahan pulau Madura bahkan sudah terasa sejak akan menginjakkan kaki di bumi Madura, yaitu di jembatan Suramadu. Kalau melalui
kapal laut, tentu saja, sensasi lautan mampu menjanjikan pemandangan yang luar
biasa.
Di masing-masing kabupaten, juga
terdapat wisata pantai yang bisa dikunjungi. Ada juga situs-situs sejarah dan
tempat-tempat yang aneh dan sangat menghibur. Di Bangkalan, pantai
Siringkemuning. Letaknya berada di desa Mecajah, kecamatan tanjung bumi,
sekitar 41 km ke arah utara Kota. Pantai ini cukup ramai di hari libur. Ada
juga pantai Rongkang. Pantai yang terletak di Kwanyar ini, selain keindahan
pantainya, juga mampu menghadirkan sensasi pemandangan jembatan Suramadu dari
kejauhan.
Di
daerah Sampang, barangkali pantai yang cukup dikenal adalah pantai Camplong.
Posisinya yang berada tepat di pinggir jalan raya sangat mudah dikunjungi. Sedang
di Pamekasan, ada pantai Jumiang dan Talangsiring, sementara di daerah Sumenep,
ada pantai Lombang, pantai Saebus, pantai Slopeng, pantai Badur, dan masih
banyak lagi yang lainnya.
Dan masih banyak lagi sensasi
lainnya, terutama sensasi di sepanjang perjalanan mengendarai jalanan utama. Kelelahan
panjang berkelona Madura, pasti sangat terobati dengan adanya garis panjang
pantai yang bersinggungan dengan pinggir-pinggir jalan utama. Selamat bertamasya!
Tulis Komentar:
0 komentar: