Siapa
yang tak mengenal Senapan Serbu AK-47? Inilah senjata paling top dan paling
legendaris, juga paling laris se-jagad raya. Yang menemukan penciptaan senjata ini adalah Mikhail
Kalashnikov. Tetapi konon, sang penemu
dan pencipta senapan ini mengalami sesal sepanjang hayat. Kenapa?
Tetapi perlu diketahui, Kalashnikov sendiri sudah meninggal pada bulan
Desember 2013. Di usia 94 tahun. Namun hasil asahan tangan dinginnya, yaitu mahakarya
Senapan Serbu AK-47 tetap tak luntur dalam ingatan setiap orang di dunia. Apalagi
bagi dunia militer. Senapan Serbu AK-47 tentunya merupakan hadiah terpenting bagi
dunia militer.
Senapan satu ini memang lain daripada
yang lain. Bukan hanya soal efeknya yang jitu dan sangat mematikan. Cara
pengoperasiannya juga sangat mudah untuk digunakan di medan perang. Tak heran
jika banyak negara yang menggunakannya. Dikutip dari gramediamajalah.com, diperkirakan
100 juta AK-47 telah menyebar ke seluruh penjuru dunia.
Beberapa di antara keunggulan Senapan
AK-47 dibanding senjata-senjata sejenis, misalnya: dapat menembak meski
tenggelam di dalam air, dapat dibongkar dan disempurnakan kembali dengan amat
cepat, sekitar 1 menit, meski amat handal tetapi harganya murah dan mudah
diajarkan penggunaannya. B
Bahkan, saking legendarisnya kekuatan
senapan ini, sampai-sampai beberapa negara menjadikan rancangan senapa AK-47
sebagai identitas lambang dan bendera.
Penyesalan
Panjang sang Maestro Senapan
Membaca kisah hidup sang maestro senapan
ini, sungguh-sungguh di luar bayangan setiap orang. Bagaimana tidak, alih-alih merasa bangga atas karya
monumentalnya itu, Kalashnikov malah amat menyesalinya. Sepanjang usianya ia
sangat menderita gegara sejanta karya ciptaannya itu.
Dalam sebuah surat yang dikirimkannya kepada para pemimpin gereja Ortodoks Rusia, ia
mengutarakan hal-hal yang terasa aneh dan langka bagi sosok seperti
Kalashnikov. Seperti penulis lansir dari metrotvnews.com.
... Semakin panjang saya hidup, pertanyaan itu makin mengekor otakku. Dan saya bertanya-tanya. Kenapa Tuhan mengizinkan manusia memiliki keinginan jahat, kemarahan, ketamakan dan keinginan menyerang ...”
Kalashnikov juga menulis,
... Rasa sakit dalam jiwa saya yang tak tertahankan. Saya terus mencari jawaban untuk satu pertanyaan: jika senjata ciptaan saya mencabut nyawa seseorang, apakah saya berdosa atas kematian orang itu, bahkan meskipun orang itu adalah musuh?"
Kalashnikov mengatakan secara
terang-terangan bahwa dirinya tak pernah bisa tertidur nyenyak. Ucapan
selanjutnya makin menggetarkan dada.
.... Aku merancang senapan ini untuk membela diri, bukan untuk membunuh. Kalau banyak musuh yang terbunuh dengan senapan ini, itu kesalahan para politisi yang tak mampu mencapai kesepakatan damai dan lebih memilih jalan kekerasan untuk memecahkan masalah mereka ... “
Ya Kalashnikov amat menyesal. Bahkan,
dia berangan-angan bahwa jika saja tak pernah terjadi perang yang membuatnya
terpakasa harus merancang AK-47 demi membela tanah air dari hantaman musuh,
maka ia akan lebih memilih menjadi perancang mesin pertanian. Sebuah
andai-andai yang memang telah ia cita-cita sejak lama []
Tulis Komentar:
0 komentar: