Saeb Erekat Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO)/ AFB |
Mnews.web.id-Di tengah kepanikan massal publik
internasional oleh penyebaran pandemi covid-19, dunia kembali dikagetkan oleh
tindakan pemerintahan Israel yang berencana untuk melakukan pencaplokan Tepi
Barat Palestina.
Rencana tersebut tampaknya sudah tidak bisa lagi dicegah. Dalam wawancaranya dengan surat kabar Hayom, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu bahkan menegaskan kesiapannya untuk terus melanjutkan rencana tersebut pada bulan Juli. Begitu pula dengan Komando pusat militer Israel yang dilaporkan akan siaga tinggi dalam dua pekan mendatang. Mereka bersiap-siaga jika nantinya terjadi bentrok dengan otoritas Palestina, maupun milisi lokal yang ada.
“Mengenai status kewarganegaraannya, mereka tetap sebagai daerah Palestina. Hanya saja, akan ada kontrol keamanan dari pihak Israel. Mereka perlu mengakui bahwa kami mengendalikan keamanan di semua kini” katanya, mengutip Midlle East Eye, Jumat (29/5/2020).
Memanasnya situasi menjelang rencana pencaplokan, tak pelak membuat banyak pihak bersuara. Di antaranya munculnya kekhawatiran akan adanya penggunaan kekerasan. Sekretaris Jenderal Organisasi Pembebasan Palestina (PLO), Saeb Erekat, menyatakan kekhawatirannya terkait pencaplokan tersebut. Terutama potensi penggunaan kekerasan oleh pihak Israel.
Karena itu, Saeb berharap peran pihak Prancis, Jerman dan Inggris untuk memperingatkan Israel mengenai dampak dari pencaplokan di masa mendatang. Ia juga berharap pemimpin Palestina agar terus berkomunikasi dengan komunitas internasional dan Liga Arab.
Sekedar informasi, rencana pencaplokan Tepi Barat Palestina ini juga memperoleh dukungan pemerintahan Amerika Serikat. (bbs)
Tulis Komentar:
0 komentar: