Menikmati Shalat Jumat di Masa Transisi New Normal

SURABAYA (Mnews.web.id)-Transisi new normal membuat umat Islam sumringah, terutama karena masjid-masjid kembali dibuka untuk menggelar shalat Jumat. Meskipun harus melewati protokol kesehatan, mulai dari tes suhu badan, cuci tangan, dilarang jabat tangan hingga mengatur jarak minimal 1 meter, tetapi tidak mengurangi antusiasme umat untuk shalat berjamaah.

Salah satunya tampak di Masjid Cheng Hoo Surabaya. Di masjid yang memiliki ciri khas kebudayaan Tionghoa ini, jaga jarak tidak hanya untuk para jamaah, tetapi kendaraan yang terparkir rapi juga diatur jaraknya. Para jamaah yang berdatangan harus terlebih dahulu melewati tes suhu badan.

Para petugas juga mengarahkan mereka ke lokasi wudhu yang telah tersedia sabun khusus untuk cuci tangan. Di sekitar wilayah lingkungan masjid juga dilakukan proses penyemprotan disinfectan, baik sebelum dan sesudah shalat Jumat.

Sementara di halaman masjid dan juga di bagian dalamnya, terlihat coretan merah berhuruf X dan garis biru sebagai penanda jarak untuk masing-masing jamaah. Para jamaah yang tiba langsung memposisikan diri sesuai dengan penanda jarak tersebut.

Protokol kesehatan juga diberlakukan untuk kotak infak. Kotak infak yang biasanya diputar kepada para jamaah juga mengalami penyesesuaian. Takmir menyediakan kotak besar infak, tetapi ditempatkan di beberapa titik. Dengan demikian, bagi jamaah yang ingin infak bisa melakukannya sendiri di masing-masing titik.

“Selama masa pandemi, terhitung sebanyak 11 kali tidak menggelar shalat Jumat,” kata ustad Haryono Ong, ketua takmir masjid Cheng Hoo.  

Ustad Haryono Ong melanjutkan, di waktu biasa, shalat jumat dihadiri oleh sebanyak 1000 jamaah. Namun untuk kali ini, pihaknya membatasi hingga 250 jamaah dalam upaya keamanan dan menjaga kesehatan di masa pandemi.

“Meskipun antusiasme umat sangat tinggi, tetapi demi menjaga kenyamanan dan kesehatan kita bersama di masa pandemi, harus kita batasi jumlahnya,” tambah Ustad Haryono []