Translate

slider

Terbaru

Navigasi

Personil TNI Gugur Ketika Bertugas di Kongo, PBB Kecam Keras

Personil TNI di Kongo/Dok.TNI

SURABAYA (Mnews.web.id)-TNI berduka. Dua personolinya yang bertugas dalam misi penjaga perdamaian Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) menjadi korban serangan milisi pada Senin, (22/6/2020). Serangan terjadi ketika patroli pasukan PBB tersebut sedang melakukan patroli di dekat kota Beni, Kivu Utara. Satu personil TNI gugur dan satu orang lainnya terluka.

“Serangan dilakukan oleh anggota pasukan Aliansi Demokratis (ADF). Kelompok bersenjata yang sering lakukan kekerasan di wilayah timur Kongo,” kata Leila Zerrougyi, Komandan Monusco, dilansir Sindonews dari AFP.

Sebagai informasi, ADF  adalah gerakan yang berasal dari Uganda sejak tahun 1990-an. Gerakan ini menentang pemerintahan presiden Uganda, Yoweri Museveni. Tahun 1995, ADF pindah ke Kongo. Dalam data PBB, ADF telah menewaskan lebih dari 500 orang sejak akhir Oktober. ADF juga telah menewaskan sebanyak 15 tentara PBB di perbatasan Uganda pada 2017.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) kecam keras atas munculnya serangan milisi terhadap pasukan penjaga perdamaian PBB di republik Demokratik Kongo (Monusco). Perwakilan khusus PBB Leila Zerrougui, menyatakan, personil yang menjadi korban tersebut bertugas dalam proyek pembangunan jembatan di wilayah Hululu.

“Ini pengorbanan para helm biru yang bertaruh nyawa tiap hari untuk melindungi warga sipil dan stabilitas di Kongo,” katanya.

Sementara itu, Sekretaris jenderal PBB, Antonio Guterres, menyatakan duka cita mendalamnya untuk keluarga korban dan pemerintah Indonesia. Serangan tersebut menurutnya adalah kejahatan perang karena menargetkan pasukan penjaga perdamaian. Dia menghimbau otoritas Kongo agar lakukan investigasi.

 “Segera bawa mereka yang bertanggung jawab ke pegadilan. PBB akan mendukung pemeritahan Kongo dalam upaya menciptakan perdamaian dan stabilitas,” tegas Antonio.

 Komandan pusat Misi Pasukan Perdamaian, Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang, mengutuk aksi penyerangan oleh milisi di Kongo. Padahal, TNI menurutnya telah rela membantu menyelesaikan pertikaian di sana. Pihaknya juga merasa terpukul dengan kejadian tersebut.

 “Ini adalah peristiwa yang pertama kali terjadi selama bergabung dengan pasukan perdamaian PBB,” katanya.   

 Victor mengucapkan duka mendalam kepada keluarga korban. Pihaknya akan mengurus segala keperluan almarhum, mulai dari pemakaman dan pengurusan hak-hak yang seharusnya diterima.  

 

 


Bagikan
Banner

Mnews.web.id

Tulis Komentar:

0 komentar: