Translate

slider

Terbaru

Navigasi

Lho, Ada Jaringan Pos di Pulau Madura Sebelum Era Kendaraan Bermotor?

Ternyata sudah terbentuk jaringan Pos yang rapi di pulau Madura sebelum munculnya era kendaraan bermotor. 

Ilustrasi Kereta Kuda

Informasi yang cukup menarik dan langka ini tercatat dalam buku yang ditulis oleh Prof Kuntowijoyo, yang berjudul "Perubahan Sosial dalam Masyarakat Agraris Madura; 1850-1940". 

Buku ini mengetengahkan informasi langka tentang keberadaan jaringan pos di kepulauan Madura dan bagaimana sistem kerjanya.

Buku ini sejatinya adalah disertasi Kuntowijoyo ketika ia studi sejarah di Universitas Columbia di tahun 1940.

Banyak sekali informasi-informasi cukup menakjubkan di dalamnya, di antaranya tentu saja tentang jaringan pos di Madura sebelum era kendaraan bermotor. 

Seperti apa jaringan Pos ini, Kuntowijoyo menggambarkannya secara mendetail. Mulai dari stasiun-stasiun penghubung antar kota, jalur yang dilalui hingga perekrutan tenaga kerjanya.

Namun demikian, kalau belum ada motor atau mobil, lantas kendaraan macam apa yang dipakai? Tidak lain yang digunakan adalah tenaga binatang, yaitu kuda dan kerbau. Binatang tersebut berfungsi untuk menarik kereta yang membawa barang kiriman ke berbagai lokasi di Madura.

Karena kendaraan yang digunakan adalah hewan, otomatis butuh tempat atau stasiun untuk hewan-hewan makan dan minum, serta istirahat. 

Karena itu, dibuatlah semacam stasiun-stasiun pos tempat pergantian-kuda atau kerbau, yang tersebar di berbagai tempat strategis,  di sepanjang 42 km dibangunlah 7 stasiun pos. Di masing-masing stasiun tersebut, disediakan enam ekor kuda. 

Juga Baca: Kisah Terbunuhnya Raden Praseno (Cakraningrat 1)

Kuntowijoyo kemudian menyebutkan stasiun yang terletak di Pamekasan, yaitu terdapat tiga stasiun; di Branta, Kota, dan Pagendingan. 

Sementara demi berjalannya sistem jaringan pos ini ke berbagai lokasi, membutuhkan gamel (pencari rumput), orang ngerok (pihak yang bertugas merawat kuda-kuda, termasuk juga mengeluarkan dan mengandangkan kuda).

Ada juga yang disebut dengan pakerbuyan. Ini tugasnya untuk menyediakan kerbau dan membantu menarik kereta jika diperlukan. Lalu penyurungan untuk membantu menarik kereta.

Untuk kebutuhan itu semua, maka ada yang namanya orang eretan, yaitu pihak yang mengorganisir pemilik-pemilik kereta dan hewan-hewan penarik yang digunakan untuk mengangkut barang-barang dan pejabat pemerintah.

Baca Juga:Perang Sabil Mengusir Belanda di Madura

Dijelaskan Kuntowijoyo, untuk para pekerja Pos tersebut, rata-rata direkrut dari orang-orang desa setempat yang dekat lokasi stasiun.

Jadi, bisa dibayangkan. Di tahun-tahun sebelum munculnya era kendaraan bermotor, di Madura banyak lalu-lalang kuda dan kerbau yang mengangkut dan mendistribusikan barang-barang kiriman ke berbagai lokasi di Madura []

Bagikan
Banner

Mnews.web.id

Tulis Komentar:

0 komentar: