Jombang (mnews.web.id) - Banyak hal yang bisa dikenang dan dijadikan ibrah dari sosok Gus Dur. Di antaranya adalah terkait langkah-langkahnya yang selalu sigap untuk memberikan pembelaan terhadap pihak-pihak yang ditindas, teraniaya dan terpinggirkan. Hal ini disampaikan oleh KH. Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, dalam acara Peringatan 13 tahun wafatnya Abdurrahman Wahid, atau yang akrab dipanggil Gus Dur, Jombang, Rabu (21/12/2022).
KH. Abdul Hakim Mahfudz, Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng |
"Karena itu, beliau lebih dikenal sebagai pejuang kemanusiaan. Tetapi, ada langkah besar Gus Dur lainnya, yaitu menghidupkan kembali NU yang tidak berkembang, sehingga NU menjadi lebih dinamis," katanya.
KH. Abdul Hakim kemudian menyinggung tentang keterlibatan organisasi dalam dunia politik. Keterlibatan tersebut, alih-alih membuat organisasi kian berkembang. Justru menjadikan titik kesulitan tersendiri.
Baca Juga: Kunci Memahami Gus Dur Menurut Yenny Wahid
"Tetapi saat Gus Dur menjadi Ketua Umum, terjadi perubahan-perubahan besar. Di antaranya adalah kembali ke khittah 1926, yang membuat organisasi bisa melakukan lebih banyak hal," katanya.
Sebagaimana kiprah sang kakek, yaitu KH. Hasyim Asy'ari, lanjutnya, yang tidak hanya menyatukan dan menghidupkan NU, namun juga berhasil membangun ukhuwah bangsa Indonesia, Gus Dur pun demikian.
"Gus Dur mampu menyatukan umat Islam, bahkan juga menyatukan kalangan minoritas. Semuanya diajak bersama-sama dalam satu kebangsaan," katanya []
Tulis Komentar:
0 komentar: