Sumenep (mnews.web.id) - Dibandingkan dengan bahasa Arab atau bahasa Inggris, bahasa Mandarin sebenarnya bukanlah jenis bahasa asing yang gampang untuk dipelajari. Lebih-lebih untuk daerah pelosok di kepulauan Madura, di mana bahasa Mandarin masih belum menjadi bahasa yang cukup dikenal.
Siswa Raudhatul Athfal Sumber Mas, Rombiya, Sumenep, Madura |
Namun demikian, di Raudhatul Athfal (setingkat Taman Kanak-Kanak) Sumber Mas, Rombiya, Sumenep, Madura kerumitan mempelajari bahasa Mandarin rupanya tidak berlaku.
Terbukti, anak-anak didik di sekolah ini sudah terampil menggunakan bahasa Mandarin dalam percakapan sehari-hari. Sudah tentu, sebagaimana tahapan usianya, kemampuan komunikasi tersebut masih dalam bentuknya yang sederhana. Menariknya, para siswa juga dilatih berkomunikasi dalam bahasa Mandarin ketika mereka belajar Al-Quran.
Baca Juga: Lapak Baca Milik Serikat Pemuda Guluk-Guluk, Diserbu Siswa
“Sejak tahun 2017, kami telah membiasakan anak-anak untuk mendengar, menghapal kosakata dan berkomunikasi dalam bahasa Mandarin,” kata Nafilah Khoir, kepala sekolah Raudhatul Athfal (RA) Sumber Mas.
Sebagai lembaga pendidikan yang jauh dari pusat perkotaan, kegiatan pembelajaran bahasa Mandarin di RA Sumber Mas, Rombiya, Sumenep, memang terbilang unik. Umumnya yang populer di sekolah-sekolah di Madura adalah bahasa Inggris, dan terutama adalah bahasa Arab. Menurut Nafilah, pembelajaran bahasa Mandarin tidak terlepas dari keinginan untuk memperkenalkan kepada anak-anak didiknya bahasa-bahasa dunia demi masa depannya.
“Nah, bahasa Mandarin kini termasuk bahasa besar dunia. Kami merasa penting untuk menyiapkan anak didik sesuai zamannya, di antaranya memperkenalkan bahasa-bahasa dunia sejak usia dini,” katanya.
Sebagai salah satu peradaban besar dunia masa kini, lanjut Nafilah, China yang kini dikenal dengan sebutan Tiongkok, juga telah lama dikenal bahkan sejak zaman Nabi Muhammad Saw. Di Nusantara, tersebarnya Islam ke Nusantara tidak lepas dari peran, kegigihan dan ketelatenan dakwah ulama-ulama asal China di masa lalu.
“Keistimewaan-keistimewaan itulah yang mendorong kami untuk mengembangkan bahasa Mandarin untuk anak-anak didik di lembaga pendidikan kami,” katanya.
Sempat Ditolak Walimurid
Program pembelajaran bahasa Mandarin semula mendapat sedikit keberatan dari pihak wali murid. Apalagi, bahasa Mandarin relatif masih terdengar asing di telinga mereka. Namun demikian, setelah mendapatkan pemahaman dari pihak pengurus, wali murid akhirnya luluh juga.
“Karena itu, hingga saat ini, program bahasa Mandarin terus berjalan,” katanya.
Melihat hasil pembelajaran bahasa Mandarin yang lumayan memuaskan, Nafilah melanjutkan sampai saat ini pihak yayasan yang menaungi RA Sumber Mas sedang mematangkan tahapan ke tingkat lebih tinggi.
“Melihat respon orang tua dan hasil pembelajaran yang cukup baik, kami berharap pembelajaran bahasa Mandarin ini bisa terus berkesinambungan pasca anak-anak lulus,” katanya []
Tulis Komentar:
0 komentar: