Jakarta (Mnews.web.id) - Potensi zakat secara nasional di tanah air sebesar 400 Triliun. Namun demikian, yang terkumpul baru 21 Triliun. Hal ini disampaikan oleh Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas, saat membuka Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Zakat 2023, Minggu (19/02/2022).
Yaqut Cholil Qoumas Membuka Rakornas Zakat/Foto, Amin |
Dijelaskan pria kelahiran Rembang itu, salah satu problem dari pengelolaan zakat tersebut, masyarakat masih banyak yang mentasarufkan zakat ke mustahiq secara mandiri atau langsung tanpa melibatkan lembaga zakat.
"Ini tantangan yang harus kita jawab bersama," tegasnya.
Baca Juga: Ngaji Bareng Dokter Spesialis, Bisakah Tulang yang Patah Tersambung Kembali?
Menag selanjutnya menyebutkan kunci dalam pengelolaan zakat nasional, di antaranya adalah melakukan terobosan-terobosan literasi zakat secara digital.
Untuk itu, Menag melanjutkan, Bimas Islam Kementerian Agama bersama lembaga pengelola zakat, perlu secara terus-menerus meningkatkan upaya literasi zakat tersebut kepada masyarakat.
"Perluas jejaring peningkatan literasi zakat ke seluruh PTKIN, pesantren, madrasah hingga BUMN. Pegelolaan zakat juga harus terintegrasi dengan tujuan nasional sebab tujuan akhir dalam pengelolaan zakat itu adalah kesejahteraan umat," tandas Menag.
Dalam kesempatan tersebut, didampingi Dirjen Bimas Islam Kamaruddin Amin dan Direktur Pemberdayaan Zakat dan Wakaf Tarmizi Tohor, Menag juga membuka Rakornas dengan simbol menekan tangan ke layar monitor yang memunculkan gambar telapak tangan.
Menag Yaqut Cholil Qoumas Bersama LAZ Jawa Timur |
Sebagai informasi, Rakornas Zakat 2023 diikuti sekitar 300 peserta yang berasal dari Baznas dan LAZ Pusat, Provinsi, Kabupaten/Kota, 34 Kepala Bidang PenaisZawa, perwakilan poros zakat dan perwakilan poroz
Salah satu peserta dari Surabaya, Ahmad Makinun Amin, menyampaikan dukungannya atas prakarsa Menag terkait terobosan-terobosan literasi zakat secara digital. Menurutnya, apa yang sudah disampaikan Menag terkait literasi zakat sangatlah tepat.
"Sekarang semuanya sudah serba digital. Masyarakat kita juga kian melek digital, sehingga literasi zakat ini akan mempermudah hubungan komunikasi dan pemahaman dengan masyarakat lebih luas. Tentu saja akan berpengaruh juga terhadap kesadaran masyarakat untuk menyalurkan zakat," tandas Kordinator Bidang Pengumpulan LAZ Yayasan Al Madina Surabaya tersebut.
Selain utusan dari LAZ Yayasan Al Madina Surabaya, juga hadir utusan Surabaya lainnya, Andri (Direktur Yatim Mandiri) dan Jauhari (Sekretaris Yayasan Dana Sosial Al Falah). [ama)
Tulis Komentar:
0 komentar: