Senjata pusaka memang bukan senjata biasa yang hanya berfungsi sebagai alat pertahanan fisik. Senjata yang memiliki sifat-sifat pusaka dapat menimbulkan kejadian non-fisik, di antaranya bahkan mampu mengguncang politik-kekuasaan. Hal demikian juga pernah terjadi di tanah Madura.
Sebagaimana raja-raja lainnya di Nusantara yang menyimpan dan memiliki senjata-senjata pusaka andalan, raja-raja di Madura juga memegang senjata-senjata pusaka.
Berikut ini adalah kisah lima senjata pusaka yang dimiliki raja-raja Madura!
1. Pusaka Jokopiturun
Keris Jokopiturun merupakan pusaka yang sangat terkenal dan cukup melegenda di Madura. Pemiliknya adalah Ronggosukowati, raja Pamekasan yang juga sama legendarisnya.
Keris pusaka ini tambah melegenda oleh adanya konflik terpendam antara Ronggosukowati dengan raja Madura barat, yaitu Panembahan Lemah Duwur. Sebagaimana Ronggosukowati, Panembahan Lemah Duwur juga raja yang melegenda di zamannya. Pengaruhnya tak hanya kuat di Madura, tetapi juga disegani di tanah Jawa.
Konon, keris Jokopiturun mulanya berasal dari kedatangan anak muda yang memberikan Ronggosukowati bagian-bagian keris secara bertahap. Pemuda tersebut terbilang aneh karena tak diketahui asal-usulnya.
Ajaibnya, pemberian bagian-bagian keris tersebut menjadi satu kelengkapan keris yang sempurna. Ronggosukowati kemudian meminta seorang empu untuk menyatukan bagian-bagian keris tersebut. Jadilah ia diberi nama, keris Jokopiturun.
2. Dua Tombak Jelmaan Naga
Raden Segoro. Sosok yang diyakini sebagai nenek moyang orang-orang Madura. Manusia pertama yang babat alas, serta mendirikan kerajaan di pulau Madura.
Raden Segoro memiliki dua pusaka ampuh yang berupa tombak, yaitu si Nenggala dan si Aluquro. Si Nenggala adalah pusaka yang khusus digunakan di medan peperangan, sedangkan pusaka tombak si Aluquro khusus ditaruh di dalam rumah.
Pusaka si Nenggala pernah dibawa oleh Raden Segoro, yaitu ketika membantu raja Jawa mengusir musuh dari negeri seberang.
Konon, dua pusaka tersebut mulanya adalah dua ekor naga.
Ketika Raden Segoro berusia 7 tahun, ia asyik bermain di pantai Nepa, Sampang. Tiba-tiba muncul dua ekor naga.
Raden Segoro yang ketakutan, justru disuruh oleh Patih kerajaan bernama Pranggulang untuk menangkap dan membanting dua naga itu. Ajaib, begitu dibanting, dua naga tersebut menjelma dua tombak pusaka.
Juga diceritakan, dua tombak pusaka tersebut masih terwariskan pada raja-raja Bangkalan. Bahkan pernah membuyarkan kesaktian pusaka lain, yaitu pusaka Calok Kodik, yang dimiliki oleh Ke Lesap.
3. Pusaka Si Jimat
Politik-kekuasaan di Madura pernah diguncang oleh keberadaan sebuah keris pusaka, yaitu pusaka keris yang diberi nama si Jimat.
Si Jimat adalah pusaka yang dimiliki oleh Pangeran Gatutkaca, raja Pamekasan. Pusaka tersebut kemudian dititipkan pada seorang istri selirnya. Sang selir melahirkan anak bernama Raden Asral. Ketika lahir, sang anak mewarisi keris si Jimat.
Suatu ketika, Pangeran Gatutkaca mengumumkan ke rakyat Pamekasan, bahwa siapapun nanti yang memegang pusaka si Jimat, maka dialah sang pewaris tahta kerajaan.
Sepeninggal Pangeran Gatutkaca, tahta beralih pada putra tertuanya dari istri permaisuri, yaitu Tumenggung Joyonegoro.
Meski telah menduduki tahta, Tumenggung masih terngiang ucapan almarhum sang ayahanda tentang keris pusaka si Jimat dan pewaris kerajaan. Lalu timbullah keinginan untuk merebut keris si Jimat dari tangan sang pemegang, yaitu Raden Asral.
Dalam peristiwa perebutan pusaka itu, Tumenggung terbunuh. Rakyat Pamekasan justru menyalahkan keputusan Tumenggung untuk merebut pusaka. Rakyat lalu memilih Raden Asral sebagai pengganti Tumenggung sebagai raja Pamekasan.
Namun masalah belum berhenti. Cucu Pangeran Gatutkaca yang menjadi raja Sumenep merasa lebih berhak atas keris si Jimat dan tahta Pamekasan, sebab ia terlahir dari sisi permaisuri. Sementara Raden Asral hanyalah keturunan dari selir. Terjadilah bentrokan militer.
Raden Asral kalah Perang. Ia menyingkir ke Surabaya dan menyepi di padepokan Sunan Ampel
4. Pusaka Calok Kodik
Pusaka calok Kodik pernah menghebohkan pulau Madura pada abad ke-18. Sebabnya, seorang tokoh bernama Ke' Lesap hampir saja menguasai seluruh Madura hanya dalam sekali serangan.
Ke Lesap bahkan sanggup merontokkan perlawanan pasukan gabungan Bangkalan dan kompeni, hingga raja Bangkalan terpaksa mengungsi.
Kunci ketangguhan perang Ke' Lesap ternyata terdapat pada pusaka yang dibawanya ke medan tempur, yaitu pusaka Calok Kodik.
Pusaka tersebut ia peroleh setelah pertapaannya di gunung Payudan, Sumenep.
Namun demikian, kekeramatan pusaka calok Kodik rupanya tak sanggup untuk melawan keampuhan pusaka warisan raja Bangkalan, yaitu pusaka tombak si Nenggala.
Sebab Ke' Lesap akhirnya tumbang setelah raja Bangkalan menggunakan pusaka leluhur orang-orang Madura tersebut. Ke' Lesap terbunuh oleh tombak pusaka si Nenggala.
5. Pusaka Cemeti Jokotole
Jokotole adalah raja besar Madura dari kerajaan Sumenep. Hampir tak ada raja di Madura yang terus-menerus diceritakan melebihi sosok Jokotole.
Salah satu senjata andalan Jokotole adalah sebuah Cemeti. Pusaka ini diwariskan oleh ayahandanya, yaitu Adipoday.
Kisah legendaris yang menggambarkan kekuatan pusaka Cemeti tersebut, yaitu ketika digunakan Jokotole dalam duelnya dengan tokoh bernama Dempo Awang di selat Madura.
Tokoh Dempo Awang sangat terkenal dalam cerita-cerita tutur di tanah Jawa.
Singkat cerita, Dempo Awang yang suka berbuat onar di Jawa, kemunculannya di Madura segera dihadang oleh Jokotole. Terjadilah duel Akbar keduanya di tengah laut.
Dempo Awang kalah setelah Jokotole menggunakan pusaka cemetinya. Kapal yang membawa Dempo Awang dan pasukannya kemudian pecah berantakan []
Tulis Komentar:
0 komentar: